Wednesday, November 19, 2008

Refleksi : Bermusik untuk TUHAN ..........


AKHIR November 2004, Didiek SSS bersama Della memukau umat Paroki Kedoya dengan tiupan saxophone mereka dalam lima kali Misa menyambut ulang tahun Paroki Kedoya yang ke delapanbelas sekaligus mendukung kegiatan penggalangan dana penjualan simbolik kavling tanah untuk mengembalikan dana titipan yang sebentar lagi jatuh tempo.
Seorang Panitia Perayaan Ulang Tahun Paroki bercerita, “Rumah Didiek sebetulnya lumayan jauh jaraknya dari Paroki kita. Awalnya, kami agak ragu memintanya ambil bagian dalam seluruh Misa Akhir Pekan, mengingat misa pertama pada hari Minggu jatuh pada jam 6:00 pagi. Tetapi, Ketika mengetahui bahwa umat yang hadir pada Misa jam 6:00 pagi pada umumnya adalah lansia, Didiek dengan antusias mengatakan dia bersedia.
Saya mau menghibur mereka, katanya.” Luar biasa! Seorang saxophonist kelas dunia rela bangun pagi-pagi dan menempuh perjalanan lumayan jauh demi mewujudkan kerinduannya menghibur para lansia di paroki kita. Tidak hanya itu, di akhir setiap Misa, Didiek mengetuk hati umat yang hadir dengan pesan tulusnya, “Di setiap pintu keluar gereja, ada dijual CD rekaman yang saya persembahkan kepada Bunda Maria. Hasil dari penjualan CD tersebut saya berikan sebagai persembahan kasih untuk Paroki Kedoya yang sedang menggalang dana. Saya telah memberikan bagian dari talenta yang saya miliki, sekarang, saya ingin mengetuk hati Anda untuk memberikan bagian Anda.”
Seperti apakah perjalanan hidup Didiek SSS, saxophonist kelas dunia yang dengan setia memberikan talentanya bagi Gereja? Ikuti kisahnya di bawah ini.
Perjalanan hidup saya di dunia musik sangat panjang, tidak segampang yang dipikirkan, penuh dengan liku-liku. Saya tidak pernah berpikir bahwa hidup saya akan seperti ini. Dulu saya bercita-cita menjadi musisi yang hebat dan top. Suatu Ketika, saya jatuh sakit dan hampir tidak bisa bangun. Tetapi saya percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkan saya. Tuhan menyentuh hati saya, dan saya berjanji dengan sungguh bahwa saya akan memberikan apa yang Tuhan beri. Inilah yang Tuhan berikan kepada saya: kepandaian bermain musik. Saya ingin persembahkan talenta ini kepada Tuhan, tetapi saya tidak tahu bagaimana caranya.
Saya berdoa dan tidak sampai sebulan doa saya dikabulkan. Saya berkenalan dengan seorang pastor di Seminari Wacana Bhakti, lalu mempunyai ide bersama untuk membentuk sebuah orkes. Saya mengajar di sana sampai akhirnya main orkes besama anak-anak seminari dan melayani ke paroki-paroki. Sudah 91 paroki yang pernah kami layani di seluruh Indonesia. Itulah perjalanan karier saya. Tidak semudah yang dibayangkan, penuh dengan liku-liku juga.
Lalu, apa saja pengalaman Didiek selama bermain musik untuk Gereja? Saya mencintai musik liturgi semenjak saya mengajar di seminari. Terus terang saya tidak bisa membantu dengan uang, tetapi dengan karya dan sentuhan musik, saya bisa sumbangkan sesuatu untuk gereja.
Jangan pernah merasa lelah mencintai Tuhan. Cintailah Dia apa adanya. Berkarya apa saja untuk Tuhan. Di mata Tuhan kita semuanya sama. [Ren]
(Diunduh dari Warta Andreas, Media Komunikasi Paroki Kedoya - St. Andreas).

Wednesday, October 22, 2008

Kelompok Penggila Saxophone


Yoyok's Genk adalah Kelompok Kami. Kami kebetulan memiliki hobi yang sama 'Ngemot' dan 'Nyebul' Saxophone. Genk ini tempat berhimpunnya penggemar Saxophone yang kebetulan 'murid' disekolah musik dan studio Y2K, terutama pada kelas SAXOPHONE......Aktifitas yang kami lakukan baru sekedar ketemu buat berlatih lagu-lagu baru dan saling memberi informasi berbagai hal soal Saxophone.

Anton & Tina Tergila-gila Sax..........


Tina Saxophone Music Gallery, adalah nama dari sebuah Gallery Saxophone dan alat musik tiup lainnya, yang berada di Pasar Rebo. Mengapa Tina Saxophone? Karena nama itu sudah dikenal oleh teman-teman penggemar saxophone, terutama di Indonesia. Pengelolaan Gallery tersebut dilakukan bersama, antara Tina Valentine dan suaminya tercinta, Anton Prihardianto. Ya, mereka berdua pancen penggemar berat saxophone, bahkan boleh dibilang sudah sampai pada taraf tergila-gila. Nah, silahkan menikmati kegilaan nya, betapa gilanya mereka berdua. Wis jan, saxophone pancen enak...


Piye jal? Salam dahsyat, Anton & Tina Sax

Saxophone and DO RE MI


By: Anton Pri


Manakala not angka alias do-re-mi sudah kita pahami, selanjutnya semuapun menjadi lebih gampang. Main saxophone jadi tak ubahnya seperti kala kita bersiul. Aneka nada bakal bisa kita bidik tanpa keseleyo, tanpa slenco alias blero. Nada sol yang kita inginkan misalnya, akan sol juga yang kita dapat, bukan nada2 tetangganya sel ataupun fi.Soal mana yang lebih gampang atau lebih perlu, ataukah bermain mengandalkan kertas partitur bergambar kecambah yang kudu dipelototi itu atau cukup menggunakan not2 angka yang sudah terekam di benak, yuk kita periksa bersama.Tentunya yang namanya benak, kemana mana ya mesti ngikut sama si kepala. Kemanapun pergi, kita si empunya kepala, tak perlu khawatir ketinggalan..., benak. Jadi misalnya tiba2 kita dilanda nafsu pengin ngesax, nimbrung di suatu acara musik band, tak perlu ragu kitapun bisa langsung turut bergabung, menambah semaraknya suasana dengan alunan suara merdu saxophone yang kita tiup. Kita bisa begitu lantaran data sederhananya yakni not do-re-mi sudah tersimpan terlebih dahulu di memori. Kalau kita tergantung pada buku lagu, tentu kita tak akan seleluasa itu. Mana bisaaa! Andai buku tidak ada, mati kutulah kita...Apalagi saxophone itu merupakan alat musik hembus, dimana piranti hembusnya yaitu mulut letaknya deket bener dengan hati. Sehingga expresi dari hati, langsung dapat disuarakan lewat mulut yang menghembus-hembus, meniup saxophone. Pengin niup kenceng sak kayange atau pengin berbisik selirih lirihnya...,itu bisa. Semua isi dan suasana hati mampu diungkapkan dengan tepat oleh saxophone. Makanya banyak peniup saxophone kalau pas nyebul matanya..., merem!(Kenapa merem?) Dengan kondisi mata terpejam seperti itu tentu tak bisa dia membaca. Mana bisaaa....Saxophone memang ekspresif. Kadang kita dibuat terkecoh oleh tampilan fisik pemainnya. Di sosok pemain yang renta misalnya, ternyata di dalam dadanya tersimpan bara api semangat yang berkobar. Ini tercermin dari tiupannya yang bebas penuh enerji. Atau di sosok yang nampak sangar dan kasar ternyata terdapat kemalasan yang luar biasa. Ya, saxophone memang begitu, pancen enak. Dan memahami not doremi juga begitu..., pancen perlu! Dua kekuatan itu musti dikawinkan. Kalau keduanya bersatu, barulah dapat diharapkan akan diperoleh hasil yang makin mantap, makin..., ekspresif! Ini dibutuhkan terutama untuk melayani jenis permainan musik bebas, seperti Jazz atau yang lain, misalnya. Dan belajar do-re-mi itu tidak sulit. Tidak beda kok dengan kalau kita berlatih vokal atau menyanyi. Kita cukup melatih diri agar dari lagu yang terdengar, kemudian bisa kita terjemahkan ke dalam not2 angka atau doremi nya. Begitu saja...Piye Jal?

Tuesday, October 21, 2008

TERAPI MUSIK



Sekolah Musik Y2K Studio yang bergerak dalam bidang musik, sekolah dan rekaman mempunyai program terapi musik untuk anak normal, kebutuhan khusus, dan ibu hamil. "Bahkan, kami pun memiliki kilinik psikologi," kata Yoyok cr, Direktur Utama, sekaligus pemilik.
Dalam memberikan terapi musik itu, Y2K menitikberatkan pada aspek postif yang bisa didapat murid dari musik, bukan supaya si anak kelak menjadi musisi handal. Yoyok percaya musik bisa membuat orang menjadi lebih tenang, bersemangat, dan untuk anak-anak bisa memacu prestasi, keterampilan, dan kemampuan kognitifnya.
Berdasarkan kepedulian itu, Y2K tidak saja menyediakan terapi bagi anak-anak normal, tapi juga dari anak-anak penderita autis, hiperaktif, dan anak-anak dengan kecerdasan di atas rata-rata yang karena kecerdasannya sering menimbulkan masalah.
"Untuk anak, konseling dilakukan dalam rangkan mengetahui model terapi yang cocok, diukur dari berat tidaknya masalah. Sementara untuk ibu hamil, setelah diberi tahu seperti apa teknik dan manfaatnya, diharapkan ibu dapat melakukannya sendiri di rumah. Setiap tiga bulan hasilnya akan dievaluasi oleh ibu Iesye."
Dari hasil evaluasi rutin yang kami lakukan selama ini kemajuan memang terjadi. Contoh murid hiperaktif dan autis di sini dia sudah bisa bersosialisasi dan mampu mengkoordinasikan tubuhnya dengan baik dan sudah mampu berkonsentrasi lama.


Lokasi: Ruko Plaza Galaxy. Jl. Galaxy Raya H2 No 26-Bekasi. Telp. (021) 8241 3737 Fax. (021) 8241 3563 e-mail: y2kstd@indosat.net.id

Pengin Saxophone....., Gimana milihnya


Pengin Saxophone....,Gimana milihnya, Memilih saxophone, percayakan saja pada yang "kuasa", yang ngerti soal saxophone. Untuk pertama kali beli, belum perlu milih milih merek, belum perlu beli merek terkenal yang pasti mahal itu.
Saxophone itu selama pad nya masih dapat menutup lubang nada dengan rapat, dan per nya masih ngeper, tidak peduli bodinya sudah usang en butut, boleh dipastikan pasti oke.
Pilih yang harganya terjangkau, sesuai budget, yang murah, yang kondisi pad serta pernya masih bagus. Beli yang seken dulu, baru nanti setelah mahir, silahkan pilih sendiri sesuai selera.
Soal milih jenis mana yang akan dipakai, tenor, alto atau sopran, itu sama saja. Cara mainnya sama, hanya ukuran bendanya saja berbeda. Satu bisa, semua bakal bisa juga.Gitu.Salam,

Google in Sax

Google in Sax

Our Visitor's Display in the World